About Me

My photo
i know what's right and what's wrong. i am cheerful and out going. it's hard for me to find the one that i want, but once i find the right person, i won't be able to fall in love again for a long time.

DO WHAT YOU LOVE

"Do what you love and you'll be good at it. Sounds simple enough. But what if you love reading comics, playing video games and watching korean dramas until your eyes pop out? Is it possible to make a career out of such things? What's the alternative? Spend all your time wishing you were brave enough to take that leap? Don't let fear stop you from doing what you love. Because ultimately, it's about being true to yourself."

Followers

Saturday, 24 July 2010

Madam Mumtazah's Advices


Salam.




Dear friends,

Do you still remember our beloved Essential English Grammar (EEG) lecturer? Who else if not our sweet and lovely Mdm. Mumtazah Darajat. Well, I just want to say that I miss her a lot. She taught me so many things about English. She made me truly in love with this language. She did many things to gain my spirit, to learn more about the beauty of English. She worked very hard in order to give us full understanding about English grammar and she wanted us to pass Grammar paper because she told us many of her previous students failed the paper due to their lack of understanding toward the course. Things went differently to me. Alhamdulillah. I passed the exam and I admit that it wasn't merely because of my effort alone. Without madam's help, I wouldn't be able to succeed.

During our first day of lecture, in EEG class and before Mdm. Mum started our first lesson, she gave us her most valuable advices and I could still remember those precious words coming out from her mouth until today, as I wrote them in a piece of A4 paper and I keep it with me safely. Whenever I miss her, I will read her words and revising them. These are what Mdm. Mum wanted us to set our minds before we put our whole heart into that course:




"I know what I get myself into."


(Madam shared with us her experience when she didn't want to take English course when she was about our age. She said she totally hated this course, especially when she specialized in Linguistics. It was like she was forced to take Linguistics, although her heart wouldn't allow her to. Soon after, with Allah's blessings, she was able to proceed her studies in this field without any difficulties because she said she knew what she got herself into. That's why she studied hard and gave her best effort in order to make herself more succeed than others.)

"People hire me by loaning the way I speak because of the title 'English'."


(Madam also told us about the importance of mastering English language in today's life. Nowadays, people would hire us if we are not just good but excellent in English speaking. Many employments will not offer us a job if we don't have the ability to speak English very well. This is because English has become the second most spoken language in our country, especially when we want to become a lecturer (English lecturer, of course). That's why, if we talk to the English people using their language, they will high-respect toward you because not all Malaysians can speak English well.)

"If we have a problem, we will have two choices; to get ourselves out of it or we make the best out of it."


(I'm sure that everyone has their own personal philosophy and so do I. One of my philosophies goes like this, "In this life, we are given only two choices (options) in whatever we do. We can choose to be a good person or a bad person. We can choose to succeed or to fail. We can choose to become a doctor or a teacher. We will always be given with two options." Based on what madam told us, if we are facing a problem, by that time, we'll realize that there are only two choices, waiting for us and we know that we must use our whole power to choose either one. Either to run away from it or to try our best to solve it. However, only the brilliants would decide to stay on his/her position and think about the solutions of it and only the cowards would decide to leave it as it is. Let's think about it.)

"Everything happens for a good reason.
"

(Madam Mum also reminded us that don't be too disappointed if we fail in something and don't be too excited when we succeed in something because everything happens for a good reason and only He knows the reasons behind it.)

"Always look for something."


(We must always look for something in this life. Don't just simply let the time leave us before we contribute something in our life. There are so many things that Allah provides us in this world and it's our job to look for it before somebody else grabs it before us.)

"Never take the course for granted."


(And whatever courses that we take, madam told us not to take it for granted. Always do our best and put our heart into it. Insya Allah, we'll be able to succeed.)


I will always remember all Mdm. Mumtazah's advices and keep it in my heart forever.
Thank you madam for all your precious advices.
I will be the best because I dream to be as successful as you.

p/s: Allah, please bless my madam Mumtazah:)


With love,
Qamar Purnama

Sunday, 18 July 2010

Bab 7 Semanis Kurma Cinta



Saat aku dirundung sepi,
Jika duka dan pilu terlukis di riak wajahku,

Kau datang membawa sinar kebahagiaan.

Kau hadir menerangkan gelita hidupku
Senyuman yang terukir di wajah tuamu

Adalah penawar yang sangat hebat

Mengubati setiap kegelisahanku.



Setelah sampai di UIAM, Hidayat mengemas semua barangnya. Dia berkenal-kenalan dengan rakan-rakan bilik yang lain. Mereka semua datang dari negeri yang berbeza dan mengambil jurusan yang berlainan.

Setelah penat mengemas barang-barang, katil dan meja belajar, Hidayat duduk sebentar di atas katil sambil merenung ke luar jendela.

Suara arwah ibunya terngiang-ngiang di gegendang telinganya.

Terimbas semula bibit-bibit indah dia bersama adiknya, Iman dan arwah ibunya. Betapa dia amat merindukan merek berdua.

Ikuti keseluruhan bab 7 SKC di sini.


SELAMAT MEMBACA!

Mari Belajar Daripada Alam


Salam.


[Sedikit muqaddimah]


Sejak akhir-akhir ini, saya amat gemar membaca dua majalah yang saya kira masih baru saya kenali. Majalah Al-Islam dan Solusi. Kedua-dua majalah ini adalah antara majalah kegemaran saya sebab di dalamnya terdapat banyak ilmu-ilmu baru tentang agama yang boleh saya pelajari. Bukan itu saja, saya benar-benar rasa masa saya terisi apabila membacanya. Hidup ini, kadang-kadang hiburan diperlukan, agar dengan itu manusia tidak mudah menjadi bosan dan memang fitrah manusia untuk mendapat kesoronokan. Namun, bagi saya bentuk hiburan begini (membaca bahan bacaan yang berasakan ilmu) adalah hiburan terbaik saya untuk mendapat 'keseronokan.' Kesoronokan apa yang saya maksudkan? Iaitu kesoronokan beribadah. Dengan membaca 'hiburan' seperti ini hati bertambah seronok. Seronok mengamalkan apa yang dipelajati dan seronok untuk menyampaikannya kepada orang lain.




Isu yang dibincangkan dalam majalah Solusi edisi 21, nukilan Pahrol Mohamad Juoi ialah "Belajar Daripada Alam." Isu ini benar-benar memikat hati saya. Dan saya rasa lebih 'tergoda' dengan penyataan ini, "Allah s.w.t tidak mencipta alam ini dengan sia-sia. Alam diciptakan dengan tujuan yang khusus dan istimewa. Selain ia menjadi gelanggang manusia untuk melaksanakn tujuan hidup sebagai hamba Allah dan khalifah, ala juga adalah hasil karya Allah untuk mengajar dan mendidik manusia. Alam ini adalah maha karya Tuhan, yang sentiasa berbicara dengan manusia tentang kewujudan, kehebatan dan keagungan Penciptanya. Hakikatnya alam ini adalah sekolah insan."

Mari sahabat-sahabat sekalian kita merenung sejenak ayat-ayat Allah dalam Surah al-Nahl, 10-17. Ayat ini mengingatkan kita semua tentang kepentingan belajar dan berfikir menerusi segala kejadian yang Allah ciptakan di dunia ini (alam). Saya yakin, setelah kita semua benar-benar menghayati segala isi tersirat ayat-ayat ini, kita akan sama-sama memahami apakah mesej sebenar yang Allah cuba sampaikan. Semoga ia mampu membawa kita lebih dekat dengan-Nya dan saya amat berharap tazkirah ini dapat menyentuh hati kita semua seterusnya memberi manfaat kepada diri kita (yang membaca) mahupun kepada orang lain (yang tidak membaca tapi disampaikan sendiri oleh anda semua yang membaca).




Mari sama-smaa kita renungi Surah al-Nahl, ayat 10-17, yang bermaksud:

"Dialah yang menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tunbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhannya) kamu menggembala binatang ternakan. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan."

"...Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (Nya), dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan pelbagai macamnya. Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran."

"... Dan Dialah Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai, dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) daripada kurnia-Nya, dan supaya kamu bersyukur."

"... Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk, dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk. Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?"


Wallahua'lam.


p/s: Allah sayang kamu :)


Salam sayang,
Qamar Purnama

Wednesday, 7 July 2010

Hidayah




Salam.


"Dan engkau tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta (mata hatinya) dari kesesatannya. Dan engkau tidak dapat memperdengarkan (petunjuk Tuhan) kecuali kepada orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, maka mereka itulah orang-orang yang berserah diri (kepada Kami)."


(Surah Ar-Rum, ayat 53)


Bila berbicara tentang hidayah, semua orang jadi keliru. Bila bukak je perbincangan tentang hidayah, semua jadi blurr. Ada yang menggaru-garu kepala yang tidak gatal, ada yang buat-buat tak kisah malah ada juga yang tidak faham langsung konsep hidayah. Semuanya hilang fokus dan segala yang dilakukannya jadi serba tak kena.

Ternyata topik hidayah adalah antara topik yang sangat berat untuk dibincangkan. Kefahaman yang mendalam tentang konsep hidayah amat penting dalam jiwa insan-insan seperti kita yang masih berdiri di landasan yang betul. Mungkin kita semua telah mengetahui apakah itu hidayah. Tetapi, bagaimana pula dengan kawan-kawan kita yang masih belum mendapat hidayah Allah? Tidakkah kita kasihan melihat mereka berendam dalam kancah maksiat? Sanggupkah kita melihat mereka lemas dalam lautan dosa? Melalui situasi-situasi seperti inilah Allah mengingatkan kita semula tentang tanggungjawab kita sebagai khalifah-Nya.

Tentu ramai dalam kalangan kita (termasuklah saya) menimbulkan bermacam jenis persoalan dalam kepala dan hampir kesemua persoalan itu masih belum menemukan juga jawapannya:

  • Macam mana non-muslims nak masuk Islam, sedangkan hidayah Allah tak sampai lagi kat diorang?
  • Saya dah nasihat kawan saya suruh pakai tudung tapi dia kata dia belum terbukak hati lagi untuk pakai.
  • Kadang-kadang saya nak je buat baik tapi saya cenderung melakukan maksiat. Mungkin sebab Allah masih tak kasi saya petunjuk lagi kot.
  • Dan sebagainya...

Memang pun betul hidayah itu rahsia Allah dan sudah jelas termaktub dalam Al-Quran sendiri bahawa hanya Allah sahaja yang layak memberi petunjuk atau hidayah kepada sesiapa yang dikehendaki-Nya. Namun, jika diperhatikan kembali ayat dalam surah Ar-Rum di atas, mafhumnya pula berbunyi Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka yang telah buta mata hatinya, iaitu mereka yang menolak kebenaran (atau dengan erti kata lain melakukan apa yang dilarang Allah dan meninggalkan apa yang telah diperintahkan Allah). Salah satu faktor mengapa mereka tidak diberi hidayah adalah disebabkan mereka sendiri yang menolak hidayah itu. Mereka juga yang telah menjauhkan diri dari kasih Allah dan mereka juga dengan 'rela hati' membiarkan diri sendiri terjerumus ke dalam lembah maksiat sedangkan ada je para da'i yang sentiasa berusaha memberikan peringatan. dan mengajak mereka melakukan kebaikan serta mencegah kemungkaran.

Malah Rasulullah s.a.w. sendiri telah meninggalkan dua harta baginda yang paling bernilai, Al-Quran dan As-Sunnah, untuk dijadikan panduan hidup. Tambahan pula, Allah dengan Maha Baiknya telah memperlihatkan kepada kita tanda-tanda kebesaran-Nya agar kita bersyukur. Jadi, siapa kita untuk mempersoalkan "aku tidak kembali kepada Islam kerana Allah belum bagi hidayah kepada aku." Ini sangat tidak adil kepada Tuhan yang Maha Menciptakan. Mengapa kita sanggup berlaku tidak adil kepada-Nya sedangkan selama ini Dia sentiasa berlaku adil terhadap setiap hamba-Nya?

Tepuk dada, tanyalah iman masing-masing. Sedekat manakah kita dengan Allah dan sebanyak manakah kita memohon ampun dari-Nya serta mohon agar dibukakan hati menerima hidayah-Nya?

Marilah sama-sama istighfar (Astaghfirullahal'azim...) dan muhasabah diri masing-masing...

p/s: Peringatan buat diri saya juga. Maaf sekiranya bahasa agak kurang sopan. Apa yang baik datang dari Allah. Wallahua'lam.


Salam sayang,
Qamar Purnama

Bangunlah dan Berilah Peringatan




Salam pembuka bicara.

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
"Wahai orang yang berselimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan agungkanlah Tuhanmu. Dan bersihkanlah pakaianmu. Dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji. Dan janganlah egkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan kerana Tuhanmu, bersabarlah."


(Surah Al-Muddassir, ayat 1-7)

Pagi yang sangat indah! Alhamdulillah, ternyata kita masih lagi dipinjam nyawa untuk meneruskan tugas atas muka bumi ini sebagai khalifah, satu-satunya khalifah Allah yang paling 'berharga' berbanding dengan makhluk-makhluk lain. Tidakkah sedikit pun kita berasa 'izzah dengan nikmat Islam yang Allah kurniakan kepada kita, yang tidak diberikan kepada mereka yang masih belum lagi mampu untuk mengenali-Nya? Marilah sama-sama kita ucapkan kata hamdalah (Alhamdulillah, segala pujian bagi Allah), sebagai tanda kesyukuran yang tinggi ke hadrat-nya kerana masih memelihara kita dalam jalan-Nya. Alhamdulillah...

Sudah lama rasanya saya tidak update blog dengan tazkirah-tazkirah begini. Baru hari ini hati terbuka untuk mengungkapkannnya di sini. Setelah tiga bulan lamanya bercuti di rumah, barulah saya sedar bahawa hanya sekali sahaja saya pergi usrah dalam tempoh short sem ini. Patutlah hati ini asyik rasa gelisah je. Patutlah jiwa ni terasa kosong dan tidak terisi. Inilah yang sering saya keluhkan hampir setiap hari. Memang benar, hati saya terasa amat kosong dan ternyata saya amat merindukan sesuatu. Saya amat rindukan tarbiyah yang sering saya ikuti dalam usrah. Usrah adalah keluarga kedua saya. Dengan usrah, saya bertemu dengan sahabat-sahabat yang seiring sejalan dengan saya. Dengan usrah, saya duduk dalam kalangan orang-orang yang cintakan perjuangan. Perjuangan apa? Perjuangan untuk menegakkan kalimah, tiada Tuhan melainkan Allah dan Nabi Muhammad adalah pesuruh Allah. Namun, walaupun hanya sekali, nikmat tarbiyah itu amat saya rasakan meresap jauh ke dalam hati. Dan segala puji bagi Allah, sehingga kini saya rasa diri ini amat beruntung kerana masih boleh mengecapi kebahagiaan ini, kebahagiaan yang mungkin masih tidak dapat dirasakan oleh sebahagian orang yang tidak sama fikrah dengan saya. Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah...




Seruan berda'wah

Saya buka Al-Quran dan membuka surah Al-Muddassir. Teringat tentang peristiwa Rasullulah mendapat wahyu yang pertama ketika baginda sedang bertahannuth di Gua Hira' (Surah Al-Alaq).

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajar (manusia) apa yang tidak diketahuinya."
(Surah Al-Alaq, ayat 1-5)

Rasulullah s.a.w. berlari pulang ke rumah dalam keadaan terketar-ketar kerana ketakutan. Lalu baginda menyuruh isteri tercinta, Saidatina Khadijah, untuk menyelimutinya. Maka, pada ketika inilah turunnya Al-Muddasir, yang memerintahkan Rasulullah s.a.w. untuk keluar berda'wah kepada masyarakat.

"Wahai orang yang berselimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan!"

Pada saat ini jugalah baginda telah dipilih oleh Allah untuk menjadi utusan-Nya, iaitu Rasul (yang menyampaikan) kepada umat akhir zaman ini. Pada masa ini jugalah seruan untuk keluar berda'wah diwajibkan atas Rasulullah s.a.w.

Walaupun ayat ini ditujukan kepada baginda Rasul, namun jika diperhatikan dan dihayati dengan sedalam-dalamnya isi kandungan ayat-ayat Al-Muddassir ini, tidakkah kita merasakan bahawa seruan berda'wah ini bukan saja harus dilakukan oleh Rasulullah s.a.w. tetapi kita (yang bergelar Mukmin - orang yang beriman) juga WAJIB 'bangun dan beri peringatan' kepada orang lain, sama ada yang sama fikrah dengan kita mahupun tidak. Ternyata tugas menyampaikan da'wah kepada orang lain, bukan tugas para Rasul semata-mata, tapi ia juga merupakan kewajipan bagi setiap khalifah dan siapakah khalifah-khalifah tersebut? Siapa lagi kalau bukan kita sendiri. Insya Allah.

Jadi, para sahabat sekalian, 'bangunlah dan berilah peringatan!' Buangkan selimut kita dan capailah Al-Quran. Marilah baca ayat-ayat Allah dengan penuh tartil dan tadabburlah ayat-ayat tersebut. Marilah segera kita menyampaikan ayat-ayat Allah ini kepada orang lain tanda kita kasih dan cintakan mereka lillahi ta'ala. Sebagaimana Allah frimankan dalam Surah Ali Imran, ayat 104):

"Dan hendaklah ada di antara kamu satu puak yang menyeru (berdakwah) kepada kebajikan (mengembangkan Islam) dan menyuruh berbuat segala perkara yang baik, serta melarang daripada segala yang salah (buruk dan keji) dan mereka yang bersifat demikian ialah orang-orang yang berjaya."


Wallahua'lam.


p/s: 'Sampaikanlah walaupun sepotong ayat.' Semoga Allah memberkati usaha da'wah kita. Jangan harapkan balasan, kerana yang paling penting adalah usaha, bukan natijah. Kita hidup di dunia ini juga adalah untuk mendapat redha-Nya, bukan mengharapkan balasan dari-Nya. Semoga Allah merahmati dan memberkati usaha kita semua. Insya Allah. Salam satu perjuangan semua!


Salam sayang,
Qamar Purnama.

Tuesday, 6 July 2010

Bab 6 Semanis Kurma Cinta





Lyzzie dan Sofea sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk mengenakan Nurul dan Soleha. Masing-masing telah membahagikan tugas masing-masing dengan begitu rapi sekali, cuma rancangan tersebut hanya perlu dijalankan dengan begitu kemas tanpa sebarang masalah. Bagi Lyzzie dan Sofea, mereka sangat yakin bahawa rancangan mereka yang pertama ini akan menemukan kejayaannya...



Apalah yang sedang dirancangkan oleh Lyzzie dan Sofea kali ini. Nampaknya mereka memang tak pernah serik! Sejak dari sekolah lagi, mereka ni memang sering mencari peluang untuk mengenakan Nurul dan Soleha. Entah mengapa. Mungkin kerana ingin menimbulkan kepuasan hati semata ataupun perasaan dengki dan dendam yang membuatkan mereka kekal dengan 'kenakalan' itu mahupun setelah bergelar mahasiswa .



Jika ingin tahu dengan lebih lanjut apa yang bakal menimpa 'kembar tak seiras' itu, Nurul dan Soleha, sila klik sini untuk membaca sambungannya.



SELAMAT MEMBACA!


LinkWithin

Related Posts with Thumbnails