About Me

My photo
i know what's right and what's wrong. i am cheerful and out going. it's hard for me to find the one that i want, but once i find the right person, i won't be able to fall in love again for a long time.

DO WHAT YOU LOVE

"Do what you love and you'll be good at it. Sounds simple enough. But what if you love reading comics, playing video games and watching korean dramas until your eyes pop out? Is it possible to make a career out of such things? What's the alternative? Spend all your time wishing you were brave enough to take that leap? Don't let fear stop you from doing what you love. Because ultimately, it's about being true to yourself."

Followers

Saturday, 30 October 2010

Checklist before finals




Checklist before finals:


1) 5 times daily prayer (never miss!)

2) Qiammulail

3) Hajat prayer

4) Paying debts

5) Fasting (sunat)

6) Sedekah/infak/helping people

7) Give advices (tazkirah) to people

8) Istighfar

9) Zikrullah

10) Pray for other people's success

11) Make a good relation with teachers

12) Strengthening ukhuwah among fellowship

13) Revisions (individually or grouping)

14) Seek forgiveness (from parents, lecturers, friends)

15) Forgive other people's faults

16) Tawakkal 'alallah...


p/s: Are you ready for finals???

頑張って、みんな (
Ganbatte, min'na)!

強さの一部 (Tsuyo-sa no ichibu)





Poem: A Piece of Strength


God created man to serve Him

Making man as a vicegerent of this world

Taking responsibilities governing it

With full of care

Every man created by God

Will be tested with many kind of tests

Regardless of how hard it might be

No matter how painful it's gonna be

Dealing with all kind of tests

Man is gifted with a very special gift

Which may not be granted to any other creature

Patience...

Patience is a very unique gift of all

Only exists in those who are sincere

And ready to accept what ever God has decided for him

When dealing with tests

Patience will cover up his heart

Granting heart with other gift

A strength... a piece of strength

A piece of strength makes man wants to live

A piece of strength makes man wants to survive

A piece of strength that will make man

To go further to reach God's Mercy

A piece of strength...

Is the only thing that I've been searching for

May someday I would get it with God's Blessing.

Thursday, 28 October 2010

Dia Sahabat Terbaikku....




Aku punya sahabat baik
Yang hadir dalam hidupku
Cuma sekali dalam setahun
Yang meluangkan masa bersama-samaku
30 hari, seketika cuma

Kehadirannya di sisiku
Menemani dan mengisi segala kekosongan hati
Saudara-saudara seIslam ku yang lainnya
Begitu mencintainya juga
Hebatkan sahabatku ini?
Berjaya menarik hati-hati manusia
Untuk mencintai dirinya

Aku adalah seorang insan yang sangat bertuah
Diberi peluang oleh Tuhan
Untuk menjadi sahabatnya
Dia telah membawaku mengenali Kekasihku yang satu
Dia sentiasa mengajakku melalukan kebaikan
Dan menghindarkanku menjejaki kejahatan
Dia sebagai wadah untukku mengubati hati yang sakit
Dia sebagai jalan untukku kembali kepada-Nya

Selama 30 hari kubersamanya
Tidak pernah wujud rasa jemu dalam diri
Untuk sentiasa bergerak melakukan amal
Alangkah baiknya sahabatku ini!
Sungguh aku sangat mencintai dirinya

Apa lagi kebaikan sahabatku ini?
Oh, ya!

Dia selalu ada bersamaku
Saat aku dalam kesulitan atau kesenangan
Dia memujukku, membelaiku
Dia pimpin tanganku menuju Tuhan yang satu
Dia mengajakku memohon pertolongan dari-Nya
Dia mengingatkanku agar jangan sesekali melupakan-Nya
Dia menidurkanku dengan ayat-ayat cinta

Tika aku sedang diuji
Dia menasihatiku agar membersihkan hati
Dengan kalamullah yang suci
Tika aku sedang lena dibuai mimpi
Dengan lemah lembutnya dia membangunkan ku
Melakukan tahajjud di malam hari
Dia menambahkan lagi keberkatan
Dalam ibadah-ibadahku yang lain

Ya Allah,
Sungguh, aku sangat merindui sahabatku ini
Sahabatku ini namanya, Ramadhan yang mulia.
Adakah lagi masa untuk kita bertemu kembali?
Bagaimana sekiranya umurku dipendekkan?
Betapa sedihnya jika itu yang terjadi.
Aku tidak ingin berpisah denganmu, Ramadhan.
Sahabat sepertimu, tidak mampu kutemukan
Saat ini. Belum ada.

Ya Ramadhan...

Aku berdoa agar Tuhan memanjangkan umurku
Agar suatu hari kitakan jua bertemu
Dengan Rahmat di sisi-Nya.

Tunggu aku, Ramadhan...

Wednesday, 27 October 2010

Pedih



Pedihkan rasanya,

Tatkala hati dirundum rasa sedih

Tiada sesiapa di sisi yang menghiburkan...

Pedihkan rasanya,

Bila air mata jatuh ke pipi

Sehingga membengkakkan mata

Namun tiada sesiapa di sisi yang menyekanya

Dan memberi belaian manja...

Pedihkan rasanya,

Pabila insan-insan yang dahulunya

Yang sering hadir menemui

Menangih kasih dan perhatian

Namun kini berpaling arah dari kita

Memalingkan muka, tiada berikan rasa simpati...

Pedihkan rasanya,

Bila diri ini diabaikan dan tidak dipedulikan...

Pedihkan rasanya,

Bila insan-insan yang sangat-sangat diperlukan

Detik ini tiada menemani...

Siapa mampu menafikan

Manusia memerlukan Tuhan setiap masa?

Aku tiada mahu menjadi hamba derhaka

Tiada mahu menolak-Nya tepi

Tapi aku hanya insan biasa

Aku manusia lemah

Aku sedar roh dan jasad ini

Hanya sebuah pinjaman dari-Nya

Dan tiada alasan mampu tercipta untukku berpaling dari-Nya

Tapi Tuhan,

Aku manusia kerdil

Yang juga memerlukan belaian kasih

Dari makhluk sejenis denganku

Salahkah aku, keterlaluankah aku meminta ini?

Meminta untuk dihadiri seorang insan bernama sahabat sejati

Yang akan mengesat setiap butiran air mata yang jatuh?

Melampaukah aku meminta semua ini ya Allah??

Hatiku kini tersangatlah pedih....

Tuesday, 19 October 2010

Empy Soul




Loneliness conquering my heart

At this moment

I can see,

Your face is everywhere

Wherever I go

I wish you could be here

By my side

Always

I look at the flying birds

Imagining as we were up there

Flying without wings

Up high reaching the stars

Together

Missing you

The only thing I'm doing now

Hoping you are here, right beside me

Filling up this empty soul,

Forever.

Missing you, really!

Monday, 4 October 2010

Puisi: Lembaran Kenangan Kita




Masihkah kau ingat
Saat pertama kalinya
Kita dipertemukan
Di bawah satu bumbung rahmat
Dalam sebuah pagar berkat
Tempat bernama al-Amin itulah
Cinta di hati kita mula berputik
Masing-masing punya teman sendiri
Mata yang melirik tidak dipeduli
Namun, jauh di sudut hati, kutahu
Kau ingin mengenaliku dengan lebih akrab
Sebagaimana yang kuinginkan terhadap dirimu
Meranjau segala onak duri di bumi keredhaan Tuhan
Pertelagahan, salah faham
Mampu kita selesaikan dengan penuh saksama
Hingga akhirnya berputik mekar cinta kasih
Antara kita
Rasa sayang anugerah Allah ke dalam hati
Hingga kini masih kusimpan lagi
Akan kuterus abadikan kisah pertemuan kita
Dalam kotak memoriku
Kerana ini
Lembaran kenangan kita bersama.

Air mata adinda




Masih ingatkah dikau

Akan sejarah kita dahulu kala?

Pertama kali aku ingin lahir ke dunia

Disangkanya kau kan berduka
Namun, sebaliknya pula yang terjadi.

Kau antara insan pertama
Yang bahagia akan kehadiranku
Menjadi suri baru dalam keluarga.
Kau tidak gelisah, tidak khuatir
Jikalau kasih bonda dan ayahanda berkurangan
Dengan kehadiranku di sisi mereka

Saat kau masih perlukan belaian kasih
Dari orang tua.
Bonda mengkembarkan kita
Sejak kita masih menyusu dengan susu yang sama

Kita membesar bersama-sama

Bak sepasang kembar yang bahagia,

Susah senang kita sama-sama tanggung

Di kala aku berduka, kau sentiasa di sisi,
menghiburkan

Di kala kau gundah, kuselalu di sampingmu,
mendakapmu
erat
Betapa aku merindui

Setiap bibit manis yang kita lalui bersama
Sampailah suatu ketika kau harus pergi

Dengan harapan dan cita keluarga
Kita terpisah dek cita itu
Kau menjadi kebanggaan keluarga yang berjaya

Dan aku menjadi peneman keluarga yang setia
Sering kutertanya sendiri
Mengapa Tuhan menjauhkan kita?

Adakah Dia ingin mengurangkan kasih

Yang sudah sekian lama tertanam dalam diri?

Atau ini sebagai kaffarah dosa-dosa kita yang lampau?
Sama sekali tidak!

Kita terpisah kerana Tuhan ingin
Menambahkan lagi kecintaan dalam diri kita
Terhadap diri masing-masing

Kakanda yang kucintai,
Semalam air mata ku merembes

Tiada mampu kubendung lagi

Melihat kau kembali ke tempat perjuanganmu

Aku menjadi hiba dan berat hati,
ingin melepas pergi

Maafkan aku andai aku berdegil

Ini kerana cintaku padamu begitu besar
Maaf juga kerana tiada sempat mengungkapkan
Ayat-ayat cinta buatmu
Sungguh aku kesal, kakanda.

Kitakan bersua lagi di masa akan datang,
Itu suatu janji, yang pasti tertunai.


Salam cinta dan rindu dari adindamu,
kepada kakanda (kembar) yang aku cintai kerana Allah.

-ADIK-

Friday, 1 October 2010

Puisi: Madah Cinta




Kuangkat pena
Kutebarkan lembaran itu
Bersedia untuk bermadah
Madah cinta akan kualunkan
Bagi sesiapa yang ingin mendengar
Bukan mudah ingin bercinta
Kata orang, cinta butuh pengorbanan
Tanpa pengorbanan tiadalah cinta
Namun jangan disalah erti
Jangan jua sesekali disalah gunakan
Kata cinta
Ayat-ayat cinta hanya mampu diungkapkan
Oleh si Pencipta cinta itu sendiri
Tanpa cinta kepada-Nya
Adakah bisa kita merebut cinta lainnya?
Tidak!
Cinta itu suci sesuci kain putih membaluti bayi
Cinta itu harum seharum aroma mawar yang mekar mewangi
Cinta itu indah seindah pantulan cahaya purnama
Cinta itu ceria seceria warna-warni pelangi
Jangan dicemari keelokan cinta
Jangan dikasari cinta itu
Kerana cinta itu kelembutan
Manusia jadi lemah gara-gara kelembutan cinta
Tapi cinta yang hamba harapkan
Adalah cinta yang tiada kekecewaan
Bagaimana bisa mendapatkannya?
Doa, usaha, tawakal
Adalah kunci cinta yang utama
Letakkan cintamu pada-Nya melebihi segala-galanya
Akan kau dapatkan cinta-cinta lain yang tiada tolok bandingnya jua
Sekali-sekala belajarlah bercinta dengan-Nya
Nescaya bukan kecewa tapi bahagia yang kau kan garap
Hingga ke akhirnya.

Anda cinta, anda perlu berkorban


Salam.


Saya ingin tanya. Jika anda mencintai seseorang, bagaimana anda membuktikan cinta anda padanya? Adakah dengan menuruti segala kemahuannya? Adakah dengan menjaganya sebaik mungkin? Adakah anda sering membelanjakan wang yang banyak hanya untuknya? Adakah dengan menolongnya tika dia dilanda kesusahan? Apapun jawapan anda, saya yakin setiap orang masing-masing punya kaedah sendiri bagaimana untuk mempamerkan rasa kasih dan sayang terhadap orang yang dicintai. Tidak kiralah sama ada orang yang anda cinta itu ibu bapa anda ke, adik-beradik anda ke, guru-guru anda ke, sahabat-sahabat anda ke mahupun kekasih hati.

Tapi, anda tahu tak yang namanya cinta sejati itu adalah cinta bertunjangkan keredhaan Allah?

Apa maksud saya?

Begini. Kalau benar-benar anda mencintai seseorang dengan setulus hati, anda harus check balik cinta anda pada si dia. Anda mencintainya kerana anda hanya suka padanya atau niat anda benar-benar ingin menggarap keredhaan Allah? Nah... jika anda katakan anda cinta kat si dia sebab anda memang suka pada dia, bagi saya rasa cinta yang sebegitu adalah cinta yang bukan lahirnya dari hati tapi ia hanya sekadar suatu perasaan yang kosong. Tiada isi atau nilai apa-apa padanya. Faham?

Kalau anda mecintai si dia kerana Allah, yang telah menganugerahkan rasa cinta itu pada anda, maka ada seuatu yang anda harus berikan kepada 'kekasih' hati anda itu? Nak tahu tak apa bendanya tu? Pengorbanan.

Ya. Kita selalu dengar orang-orang sekeliling mahupun watak-watak dalam drama TV mengatakan, "cinta itu memerlukan pengorbanan." Cinta tidak boleh dikatakan cinta kalau kita sendiri tidak rela berkorban kerananya.

Mungkin ada yang bertanya, ada ke orang yang sanggup berkorban kerana cinta zaman sekarang ni? Mungkin anda benar. Sekarang memang sukar nak cari orang yang rela berkorban kerana cinta. Sebab itulah kita disarankan untuk membuka semula lembaran sejarah dan lihat kebesaran cinta para sahabat terdahulu terhadap kekasih yang amat mereka cintai, iaitu junjungan besar Nabi Muhammad s.a.w. Antara contoh-contoh sahabat yang boleh kita teladi siat cintanya terhadap Rasulullah s.a.w ialah Abu Bakr, Umar al-Khattab, Uthman Affan dan ramai lagi. Tapi hari ini ingin saya kongsikan rasa cinta yang tinggi seorang sahabat Nabi terhadap baginda, iaitu Bilal bin Rabah.

Rasa cinta Bilal yang saya baca dalam salah satu buku kegemaran saya, "Langit Ilahi: Kembara Hamba Mencari Cahaya" telah berjaya meluluhkan hati saya. Air mata saya hampir menitis melihatkan betapa besarnya rasa cinta Bilal dan sahabat-sahabat lain terhadap Rasulullah s.a.w. sehinggakan setelah baginda wafat, kebanyakan antara mereka yang tidak bisa menerima hakikat itu.

Bilal bin Rabah sendiri setelah perginya baginda Rasul, dia terus meninggalkan Madinah dan tidak kembali lagi. Namun, pada suatu malam, Bilal bermimpi dia bertemu dengan Rasulullah. Dalam mimpinya itu, Rasulullah memberitahu Bilal bahawa Bilal dusah lama tidak menziarahinya. Lalu, Bilal kembali pulang semula ke Madinah. Sampai sahaja Bilal di Madinah, sahabat-sahabat amat rindu ingin mendengar azannya, lalu Bilal diminta untuk mengalunkan azan.

Jadi, Bilal pun azan seperti selalunya dia azan semasa Rasulullah s.a.w masih hidup. Ketika baginda sedang mengalunkan azannya, semua oranmg yanmg pernah hidup pada zaman Rasulullah keluar dari rumah. Mereka terpana dengan azan Bilal dan mereka merasakan bahawa pada ketika itu Rasulullah s.a.w masih hidup. Hingga ada yang bertanya, "Adakah Rasulullah masih hidup?"

Tiba-tiba azan Bilal terhenti dan dia berkata, "Aku naik saksi bahawa sesungguhnya Muhammad itu iala Rasulullah kemudian dia menangis. Baginya, ketika dia sedang mengalunkan azan, dia dapat merasakan seolah-olah Rasulullah masih hidup dan ada bersama-sama mereka semua. Pada detik itu, bumi Madinah basah bersama air mata Bilal.

Lihat, sejauh mana cinta sahabat Rasulullah terhadap baginda. Mengapa kita semua tidak bisa mencontohi mereka ini? Cuba tanya diri masing-masing. Sudah cukupkah rasanya cinta yang kita berikan terhadap mereka yang kita kasihi setakat ni? Setanding tak cinta kita terhadap mereka sebagaimana cinta para sahabat terhadap Nabi?

Saya ulang balik. Cinta perlukan pengorbanan. Tanpa pengorbanan, jangan berani kata yang anda sudah benar-benar mencintai si dia,

Wallahua'lam.

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails