It has been a long time...

Salam.

It has been a long time since I've updated my blog. Frankly to say, many things that I want to share with my readers. Unfortunately, 90% of them are the stories of my heart. Stories which very connected with my own life. Seems I had been reminded by my dear sister for not telling people anything about my life stories, then I just stopped from doing so. This is to avoid myself from becoming people's victim of backbiting and to prevent them from making slanders about me.

Definitely, my sister loves me so much. She asked me so because she doesn't want other people to think negatively toward me. She wants to protect me. She just wants people to respect me as the way I am and I totally understand it. That's why I have quit talking about my personal life here. However, it doesn't mean that I want to quit blogging. Don't misinterpret of what I just said. What I'm saying is that I think it's better to share with everyone about things which are more beneficial for all and things which could make us be closer to our God. Don't you agree with me?

Enough with that. Now, follow me. There is something I want you to ponder for a while.
A thing which is very important for everyone. A thing which we can't live without it. A thing which is hardly to get back when it had gone and that is is called time.

I believe many of you might have heard of the statement "Time is precious than gold." Am I right? This statement is so popular among of us. How can we deny it? It's true that time is much much more precious than gold. We know that when we run out of gold, we can always search for it again and again. We can look for it deep inside the earth. On the other hand, as for time, when it flies, when it passes, it can or will never return. Gold can be bought, but the same concept cannot be applied to time. Time is a very unique abstract thing. Only those who appreciate time will know how much time can be the most valuable thing is one's life. More valuable than gold, actually.

The main problem that I've been facing since the first semester of my second year study is time management. Don't be surprised if I say I am a very bad time manager. I don't know how to manage my time properly. I was attracted by my friend's status on his FB and I think I want to quote it here. "Time management is very very important. So, manage your time properly!" He's absolutely right. But, this is something that is hardly done by many of us, including me. I got a friend. I can say that he is one of my good friend. Since I've befriended him, I can see that he's the kind who really concerned about about his time management. When I asked him about how does he manage his time properly, because just so you know, he's very active with many co-curricular activities in UIA but at the same time, he excels in his studies.

So, he told me, "You have to train yourself to be discipline, especially about time. For example, when you have decided to meet your lecturer at certain time, you should stick to your decision and does not get influenced easily by your friends who might ask you to go somewhere else with them. Another thing is that, as a student it is very crucial for us to make up our own schedule. By having our own schedule, we will know when our time or even free time is filled with useful activities." Alhamdulillah, I think he's just right. Don't you think so?

So, the moral of the story is, do care when and where your time flies to. What I meant was we should start manage our time properly starting from today. A new semester should give us a new spirit to start a new life as a university student. Trust me, it's not too late to do our time management.


So, what are you waiting for? Wanna join me practice our time management?

I think, enough for today. Now I shall pass this keyboard to my little brother.

So long. Take care.


Wallahua'lam.

p/s: Missing my dear sisters; Kak Uda and Kak Ieha. May Allah bless them.

Islam is beautiful

 Salam.

Islam is beautiful. That's the title for my entry for today.
Seriously, I have no idea at all about what am I going to write in here.
Just, want to share a piece of my mind, in hoping to make us all ponder upon about something.

Something good about Islam.
Something special about Islam, that we as Muslims, should know seems we were all created
by Allah as a Muslim.

Yes, i really do think that Islam is beautiful.
Don't look too far, just look deeply at things which are nearer and closer to us.
The teachings, the syariah, the rules...
Everything that Islam preaches to its followers are beautiful.
That's what I think. Don't you feel the same way as I do?

Why is Islam beautiful?
Because Islam teaches us about so many things in general,
but one thing in specific that can lead us to many other things too, which is LOVE.
Yes, definitely. For me, Islam is beautiful because it teaches me about love.
The meaning of true LOVE, the rules of LOVE, and the dangers of LOVE.
With LOVE, I feel myself growing up stronger and stronger,
with LOVE, I seldom feel myself becoming weaker and weaker.


Islam recommends us to LOVE and be LOVEd by our one and only Creator-Allah s.w.t.
Islam tells us to LOVE and be LOVEd by people who are the same in line with us.
Islam reminds us to LOVE and be LOVEd by those who are nice to us.
Islam warns us to LOVE other creatures too.
See, don't you think Islam is so beautiful?


I learn many new things about LOVE, through Islam.
My knowledge of LOVE is being updated each day because of Islam.
And now I'm actually in LOVE because of Him, who opens my heart to feel the feeling LOVE again.

Because of Islam, I learn about how to strengthen my LOVE towards my Creator.

I LOVE Islam, just like I LOVE the one who sent it to me.

That's why Islam is beautiful.

Rindu yang menyapa

 

[mode: rindu pada bulan hati]

Rindu yang menyapa

Membawa pergi erti sebuah sepi

Melantunkan sebuah suara duka

Menyebarkan satu suara hampa

Yang semakin menguasai diri.

Jauh kuberlari, ingin mencapai lagit tinggi

Menangkap cahaya bulan terang

Untukku letakkan dalam sebuah balang

Inginku jadikan sebuah hadiah bermakna untuknya

Ikhlas dari hati.

Kini aku bisa menyaksikan sendiri

Sebuah bukti yang tidak bisa dimungkiri

Bahawa dia begitu mencintai dirinya

Dan mereka tampak cocok sekali

Di hadapan mataku.

Erti sebuah kerinduan

Hanya bisa ditafsirkan 

Dari sebuah kehilangan.

Erti sebuah kecintaan

Hanya  bisa dirasakan

Saat diri ini memerlukan dan diperlukan.

Rindu yang menyapa, kini

Membuat hatiku bertampah pedih

Membuat hatiku bagai tercarik-carik

Oleh sembilu kasih yang semakin menggigit.

Aku, redha selamanya

Akan takdir yang sudah tertulis.

Ya Allah,

Letakkan aku di tempat

Yang sangat dekat dengan-Mu

Agar dengan itu aku bisa menjadi kuat

Melawan arus deras rindu yang menyapa hatiku.

Mak, kekasihku, sahabat terbaikku...

[mode: rindu. rindu pada ciuman dan belaian kasih dari mak. tp, mak ada je kat sebelah ni. hehe]

Bila dahaga, yang susukan aku.....mak
Bila lapar, yang suapkan aku....mak
Bila keseorangan, yang sentiasa di sampingku.. ..mak
Kata mak, perkataan pertama yang aku sebut....Mak
Bila bangun tidur, aku cari....mak
Bila nangis, orang pertama yang datang ....mak
Bila nak bermanja, aku dekati....mak
Bila nak bergesel, aku duduk sebelah....mak
Bila sedih, yang boleh memujukku hanya....mak
Bila nakal, yang memarahi aku....mak
Bila merajuk, yang memujukku cuma....mak
Bila melakukan kesalahan, yang paling cepat marah....mak
Bila takut, yang tenangkan aku.....mak   
Bila nak peluk, yang aku suka peluk....mak
Aku selalu teringatkan ....mak
Bila sedih, aku mesti talipon....mak
Bila seronok, orang pertama aku nak beritahu.....mak
Bila bengang.. aku suka luah pada..mak
Bila takut, aku selalu panggil... "mmaaakkkk! "
Bila sakit, orang paling risau adalah....mak
Bila nak exam, orang paling sibuk juga.....mak
Bila buat hal, yang marah aku dulu....mak
Bila ada masalah, yang paling risau.... mak
Yang masih peluk dan cium aku sampai hari ni.. mak
Yang selalu masak makanan kegemaranku....mak
kalau balik ke kampung, yang selalu bekalkan ulam & lauk pauk.....mak
Yang selalu simpan dan kemaskan barang-barang aku....mak
Yang selalu berleter kat aku...mak
Yang selalu puji aku....mak
Yang selalu nasihat aku....mak
Bila nak kahwin..Orang pertama aku tunjuk dan rujuk.....mak   

(Dipetik daripada emel seorang sahabat kepada saya. Semoga dapat menjadi renungan kita bersama dalam bermuhasabah diri, Insya-Allah.)

Nakal

Salam.

Lagi beberapa hari nak masuk UIA balik. Memulakan semester yang baru. Tak sabar rasanya sebab saya sudah letakkan azam yang baru dalam diri. Dah tak nak malas-malas belajar lagi, nak belajar betul-betul. Tak nak ponteng kelas lagi, nak tumpukan sepenuhnya pada pelajaran dan tak lupa juga untuk terus aktif berpersatuan. Oh, lagi satu. Nak aktif bersukan jugak. Dah lama rasanya tak jamu jasad ni dengan senaman-senaman yang menyihatkan.

Tiba-tiba pulak terimbas kenangan masa sekolah dulu.
Tajuk entry kali ni ialah "Nakal." Siapa yang nakal agaknya? Mestilah saya.

Mesti semua orang ingat saya ni pelajar yang baik masa sekolah dulu.
Maklumlah, Hazimah ni memang terkenal dengan sifat pendiamnya. Tapi, diam-diam ubi berisi jugak tau.
Biasalah. Semua orang ada kenakalan masing-masing masa zaman sekolah dulu.
Saya juga tak terkecuali.

Tapi nakal saya ni taklah sampai melanggar peraturan sekolah atau melawan cakap guru-guru dan para pengawas yang berwibawa. Apa-apa pun saya masih lagi hormatkan diorang. Cuma, macam saya cakap tadi, selagi namanya murid sekolah, mesti ada jugak nakalnya sikit. Tapi, kenakalan saya ni terserlah masa saya tingkatan satu dan dua saja. Mula dari tingkatan tiga sampai lima, baru jadi baik balik.
Lebih serius belajarlah senang cerita.

Kat mana nakalnya saya masa sekolah dulu?
Mari saya ceritakan secara ringkas.

Tapi sebelum tu, saya nak ajak kalian kenal dulu siapa Wan Hazimah masa zaman persekolahannya.
Seorang gadis yang sangat pendiam, tidak pandai beramah mesra dengan orang (tak friendly langsung),
takut bercakap dengan murid lelaki, tak ramai kawan dan lebih suka buat hal sendiri.
Adalah sikit testimony daripada kawan-kawan rapat tentang Hazimah ni. Antaranya ada yang cakap Hazimah ni rajin belajar dan amanah. Guru-guru pula ada yang beri komen. Diorang kata Hazimah ni seorang murid yang dengar cakap guru dan hormat guru masa tengah belajar.

Tapi, meh saya ceritaka sekali lalu tentang kenakalan saya pulak.

Dulu, saya suka ejek orang.
Saya ingat lagi. Saya dengan kawan-kawan rapat saya, A, selalu ejek seorang kawan kami ni.
Nak tahu ejek apa? Kami suka sangat ejek cara dia berjalan, dengan cara meniru gaya dia berjalan sebab masa tu bagi kami gaya dia berjalan sangatlah kelakar.
Lepas tu, kami gelak sama-sama. Untung saja ada kawan kami yang prihatin, tegur kelakuan kami yang kurang sopan ni. Kesian kawan saya tu.
Lepas dah kena tegur, terus saya dengan A berhenti ejek dia dan kami berkawan dengan dia macam kami kawan dengan murid-murid lain jugak.

Kenakalan kedua, memanglah untuk setengah subjek, saya beri tumpuan dalam kelas.
Kira macam hormatlah sangat guru yang tengah mengajar kat depan, tapi saya buat macam tu
hanya untuk subjek yang saya suka je. Contohnya, Bahasa Inggeris dan Geografi.
Tapi kalau untuk subjek-subjek lain, memang hipokrit betul Hazimah ni.
Kelakar bila terkenangkan balik.

Saya dengan kawan-kawan rapat saya dalam kelas, A, C, H dan T siap buat bulatan lagi
(alah, macam group usrah tu), lepas tu dok lah bercerita cerita-cerita hantu.
Yang paling saya ingat, masa subjek KHB dan Sejarah.
Masa subjek Sejarah, saya bersemangat bercerita kisah hantu dengan kawan-kawan.
Tanpa saya sedar guru saya pun senyap-senyap menyelit sebelah saya mendengar cerita saya.
Saya pandang sebelah, tengok-tengok dia ada kat situ. Kawan-kawan saya semua diam je.
Malu betul saya masa tu!

Masa subjek KHB pulak, masa dalam bengkel, saya, A, C, H dan AF tak bawak kerja kayu kami.
Orang lain semua sibuk menyiapkan kerja kayu diorang, kami ni dok sibuk dengar cerita hantu AF pulak.
Sekali, apa lagi, kenalah pulak tegur dengan guru kami. Guru KHB kami garang, tapi saya pandai bagi alasan yang kerja saya dah siap cuma tertinggal kat rumah, dia pun buat-buat faham jelah.
Lagi satu. Subjek ICT. Pun saya tak hormat guru yang ajar kat depan.
Guru saya punyalah penat menekan suara ajar kami, saya dengan A boleh pulak main game dekat komputer,
memandangkan kami duduk di tempat paling belakang. Jadi, segala kegiatan kami kat belakang tu,
cikgu tak tahu. Nakal kan?

Rasanya tu je kot kenakalan saya masa sekolah dulu yang saya ingat.
Tapi sekarang sedikit sebanyak kenakalan tu dah tak ada. Tapi bila satangnya stress,
tiba-tiba kenakalan tu aktif balik dalam diri.

Sekian.

Di kala subuh hening

Sayup-sayup suara azan kedengaran

Membangunkan manusia saat diri dibuai mimpi

Suara tasbih cengkerik masih berterusan

Bangunlah, berwudhuklah, temui Kekasih yang sedang menanti.

Di kala subuh hening

Tika diri lagi sendirian bersama-Nya

Terasa arus ketenangan mengalir dalam jiwa

Dengan alunan merdu kalimah-kalimah cinta kepada-Nya.

Di kala subuh masih hening

Angkatlah tangan menjulang tinggi ke langit

Rendahkanlah hati serendah emas dalam perut bumi

Ucapkanlah hamdalah sebagai tanda syukur kehidupan masih diberi.

Mati itu suatu kepastian

Yang akan datang menjemput tika saatnya sudah tiba

Hidup ini suatu ujian

Mengajar manusia untuk mendidik hati dan jiwa.

p/s: Selamat pagi semuanya. Ucapkanlah istighfar, hamdalah dan tasbih setinggi-tingginya kepada Zat yang Maha Agung. Semoga hari ini kan lebih baik dari semalam dan esoknya.

Cheating

[mode: really angry. I hate cheaters!]

Salam.

What is cheating?

Cheating is when we tell people about things which are untrue.

People tend to cheat others just to get what ever they want.
People start to cheat when they want their desires to get fulfilled.
People will continue cheating to ensure that they will get everything they dream for.

But I don't understand something. Why must people do this unhealthy act just because they want to fulfill their desire while they still can work for it themselves? Is it that difficult to struggle just a little bit to get something they really want? Why must they lie to others while they still can make some efforts in order to make their dreams come true?

Answer me please.
Why must we commit cheating?
Isn't cheating is a sinful act which is forbidden for all Muslims?
We already know the punishment we will get from Allah if we cheat others.
But why are we still doing it?

Is cheating can be called a habit?
In my opinion, yes it can. When one is used to cheating on people, he will hardly stop this habit. Because cheating has been a part of his life and he feels difficult to be apart from it. Does it sound weird? A little, but it is the truth in this real world.

I know someone who loves cheating and he has made cheating as his bestest friend. Don't ask me who the person is. You don't want to know.

Cheating has been his habit since his childhood.
He cheats to get money from his mother.
He cheats to get things that he desires the most.
He cheats to satisfy himself.
He cheats to hurt his loved ones' feelings.
He cheats to ... I don't know what else could be the reasons for him to cheating.

This person, he cheats just because he wants to make sure that he will get things that he always wanted.

Advices from people who are closed to him don't seem to be affective at all in sequence to stop this filthy habit.

Cheating can lead one to commit other sins, like killing, stealing, smoking, fighting and so on. Even the Prophet s.a.w. said so in one of his ahadith, if I'm not mistaken. We also realize that cheating is one of a munafiq's attitude. So, let's ask ourselves, do we want to become a munafiq? Of course we don't, right? Munafiq will never get into the paradise and people will isolate munafiqun and they will never get accepted by the society.

So, for those who love cheating, please stop cheating. It doesn't benefit you at all. Otherwise, it will just harm you, probably not in this world, but you will not be able to get rid of yourself from Allah's punishment in the Day of Judgment. For those who never cheats in their lives, please pray to Allah and do something to avoid yourself from cheating.

Cheating is sinful and sinners will be thrown into the Hellfire!
Keep that in mind, will you?

Wallahua'lam.

Kau hadir bagai cahaya...

[mode: sedang sangat bahagia. terima kasih kepada dia yang telah menggembirakan hati ini.]

Kau hadir bagai cahaya... menerangi setiap gelap suram hidupku

Kau hadir bagai pelangi... mewarnai luka pahit kenangan silamku

Kau hadir bagai angin... menghembus lembut sang bayu menyejukkan kalbu

Kau hadir bagai mentari... yang menghangatkan jiwaku.

Hadirnya kau di sisi... mengembalikan secalit senyuman mesra

Hadirnya kau di sisi... membuahkan rasa bahagia yang kudamba

Hadirnya kau di sisi... menyedarkanku kembali akn fitrah manusia

Hadirnya kau di sisi... mendamaikan hati yang dilanda rasa kecewa.

Kau anugerah Tuhan... yang dititipkan demi mengajarku erti kesabaran

Kau anugerah Tuhan... yang dititipkan demi mendidikku erti ketabahan

Kau anugerah Tuhan... yang harus kusyukuri dan nikmati

Kau anugerah Tuhan... yang didatangi terus untuk menambahkan seri.

Aku senang bersamanya.

Dia membawa pergi satu persatu kesedihan yang kualami sehingga ke detik ini.

Semoga Allah merahmatinya. 

Insya-Allah.

Tiupan angin lalu

[mode: mengantuk sangat. rasanya tak akan stay up untuk malam ni. comel kan gambar ni?]

Terkenang saat itu

Tika ikatan mula terjalin

Antara dua insan terikat janji setia

Menempuh suka dan duka bersama.

Hari-hari berlalu deras

Dengan pantas meninggal pergi

Terbiar mereka dibuai kenangan indah

Hingga alpa dengan nikmat Tuhannya.

Gugusan-gugusan bintang di kaki langit

Menjadi saksi ukhuwwah terjalin

Birunya hamparan langit cerah

Menaungi ikatan yang penuh barakah.

Dengan mengalirnya perjalanan waktu

Meninggalkan cebisan-cebisan kenangan yang dibina

Di bawah mentari indah menyinar

Renggangnya ikatan itu atas kehendak Ilahi.

Mereka akur, mereka bersyukur

Redha Allah yang mereka cari

Kini sudah ditemui

Dengan rela hati, ikatan itu dilepaskan

Kini tiupan angin lalu

Mendayu-dayu membawa cebisan kenangan itu

Sekali-sekala menghantar berita gembira

Mengirim khabar rindu terhadap insan yang dikasihinya.

p/s: Kepada Kak Uda yang dirindui, puisi ini direka untuk dimuatkan dalam cerpen saya yang akan datang, insya-Allah. Cakap dengan "si dia," bahawa puisi ini tidak ada kena mengena dengan diri saya mahupun sesiapa yang hidup mahupun yang telah menerima seruan Ilahi. Harap maklum.

Sayang adik

 
[mode: tengah sedih ni...btw, dah takde gambar lain. Tiba2 pak cik kat tengah tu sesat. haha]

Salam.


Saya ada adik. Dua orang saja dan kedua-duanya lelaki. Seorang namanya Hafiz dan seorang lagi Zaim. Hafiz merupakan rakan sepermainan saya masa saya kecil. Zaim pulak rakan gaduh saya masa besar niha.

Dalam dunia ni, saya cuma ada mereka sebagai adik-adik saya. Saya sangat sayangkan mereka. Yelah, semua kakak dan abang saya dah berumah tangga. Jadi, dengan siapa saya nak bermanja lagi kalau bukan dengan mereka yang masih bujang ni.

Cerita tentang Hafiz. Hafiz ni, dia memang adik yang baik. Dia memanglah nakal sikit, tapi alah biasalah nakal budak-budak. Sebenarnya memang dari kecil dia nakal dan dia memang tak reti duduk diam. Asyik nak keluar je. Tapi kami sekeluarga tak pernah larang dia main kat luar sebab mungkin kat luar tu sumber dia cari ketenangan dan kebahagiaan. Sebab bila ada di rumah, dia nampak sunyi dan sendirian. Maklum sajalah, dia memang penyegan kalau dengan family. Tapi ada baiknya juga dia main dengan kawa-kawan kat luar. Biar independent sikit.

Ok, sambung yang tadi. Nakal-nakal Hafiz pun, ada something dalam diri dia yang buat hati saya benar-benar tersentuh. Dia macam gula-gula agar-agar (alah, yang colorful dan manis-manis tu). Nampak je keras kat luar tapi di dalamnya dia sangat lembut. Dia suka budak. Dia suka main dengan budak-budak. Budak pun suka main dengan dia. Dia pun penyayang orangnya. Dia tak pernah bunuh binatang. Tapi kalau nak kata dia tak bunuh nyamuk yang tengah sedap hisap darah dia tu melampaulah kan. Binatang yang paling dia suka kucing. Dulu mak penah cakap, masa pagi-pagi buta dia bangun terus turun bawah bukak Astro channel Animal Planet. Comel kan?

Kadang-kadang dia baran, tapi ada jugak masanya dia lembut. Tapi kalau kesabaran dia dah sampai klimaks, baran dia, apa lagi, pecah berderailah. Boleh pecah semua tingkap dalam rumah ni. Tapi satu jelah yang saya salute sangat dengan adik saya sorang ni. Apa je yang kami masak untuk dia kat dapur, dia mesti makan. Tak pernah dia merungut, makanan tak sedaplah, cincailah, apalah. Dia makan je. Dan yang lebih mengharukan lagi bila dia cakap dekat mak, "Mak masaklah untuk Hafiz. Hafiz suka masakan mak. Tak nak makan kat luar. Bukannya sedap pun." Baikkan Hafiz? Sejuk hati mak dipuji anak macam ni. Senang cerita, dia memang sangat menghargai orang masak untuk dia, walaupun dia susah nak cakap terima kasih, tapi bila tengok dia berselera makan, tu pun dah menunjukkan yang dia sedang berterima kasih secara tak langsung.

Adik saya lagi sorang? Haii, macam mana pulak nak cerita yang sekor ni? (mulut memang tak ada insuran Hazimah ni!) Bukan apa. Adik saya yang Zaim ni pulak, kan saya cakap tadi dia ni rakan gaduh saya sekarang. Ada je idea nak sakitkan hati saya. Dipendekkan ceritanya dia memang tak boleh tengok saya senang. Bila saya dah berang gila dengan telatah dia tu, dia cakap sambil gelak macam orang baru menang RM 1000 000 dalam Who Wants to Be A Millionaire je. "Zaim suka buat Kak Chik. Suka kacau Kak Chik." Geram gila saya masa tu!

Dia ni pulak kontralah pulak dengan abang dia. Bak kata mak, dia ni sangatlah pulak homely, mengalahkan anak dara. Kakak-kakak dan abang-abang dia punyalah kuat berjalan, dia boleh nak terperuk je dalam rumah. Mak pernah cakap, memang susah nak bawak si Zaim ni jalan-jalan. Nanti baru 10 minit sampai kat tempat tu, dah merengek. "Mak, penatlah mak! Nak balik!" Memang bengkeklah masa tu.

Tapi kuat-kuat merengek pun, Zaim ni memang Pak Su yang baik. Anak-anak buah dia suka gila main dengan dia. Ada satu game tu diorang main, nama dia game jatuh-jatuh. Alah, senang je game ni. Zaim pikul sorang-sorang (ikut turnlah) kat belakang dia, lepas tu dia jatukan sorang-sorang atas katil saya. Anak-anak buah dia suka gila. Berebut-rebut nak dikendong.

Lagi satu. Zaim ni dia manja sikit dengan Kak Chik dia. Sampaikan Kak Uda dia jealous. Apalah, Kak Uda pun satu. Dengan adik sendiri pun nak jealous. Entah apa-apa entah (gelak kuat-kuat). Pernah sekali tu, kami tinggal berdua kat rumah. Mak keje, ayah pulak keluar tapi balik lambat. Kebetulan pulak hujan lebat masa tu. Zaim tengah terliur-liur tidur atas katil empuk saya. Saya pulak bersengkang mata mengadap Asou niha. Tiba-tiba dia mengigau. Tersedar dari tidur tu, dia bangun, terus dia datang dekat saya. Dia peluk pinggang saya. Saya terkesima lah kejap. Apahal budak ni, dok pegang-pegang pinggang aku. Lepas tu dia cakap, "Kak Chik, jangan tinggalkan Zaim." Maik erat pulak pelukan dia masa tu. Saya pun cakaplah, "Taklah. Akak tak tinggalkan Zaim lah. Dah-dah, gi tidur tu." Dia pun sambunglah tidur balik. Sweetlah pulak adik saya sorang ni, bermanja-manjaan dengan saya.

Kalau saya jarang balik rumah, lebih suka stay UIA, mak kata Zaim selalu tanya, "Mak, bila Kak Chik nak balik?" Tapi bila saya balik, haa siaplah untuk dibuli si Zaim. Hari tu, masa saya balik, mulalah idea baru datang kat dia nak buli saya. Bila saya cakap, "Akak tak nak balik dah!" Tiba-tiba kena tegur pulak dengan mak, "Adik ni, tak baik cakap macam tu. Adik tahu tak, bila adik tak ada kat rumah, Zaim senyap je. Masa jumpa adik  nilah baru dia banyak cakap. Baru dia happy." Lepas tu, Zaim tersengih-sengih macam lala busuk. Saya apa lagi, terkesima lah kejap. Sayang jugak kat kakak awak sorang ni ya.

Kesimpulannya adalah, mereka ini adik-adik saya. Dalam dunia ni, tak ada siapa pun yang dapat gantikan tempat mereka di hati saya sebagai adik-adik yang sangat saya cintai.

Saya berdoa semoga redha dan kasih sayang Allah kepada mereka lebih besar daripada kasih sayang saya kepada mereka.

Sekian.

Ada orang sayang

[mode: Rindu dekat semua bestfriend saya... angin rindu sedang bertiup...]

Salam.

Ada sesetengah orang yang sering mengeluh. "Tak ada orang sayang aku." "Diorang selalu lupakan aku, aku je yang ingat kat diorang." "Aku ni apalah sangat. Tak ada apa yang istimewa pada aku yang boleh buatkan orang sayang aku."

Tapi, pernah tak terlintas di fikiran, terdetik di hati sebenarnya masih ada lagi orang yang sayangkan kita? Tapi, hanya kita yang tidak menyedarinya.

Siapakah mereka? Nak tahu ke?

Mereka ialah orang-orang yang selalu beri peringatan dan nasihat kepada kita di kala kita tersasar dari jalan jalan kebenaran. Mereka ialah orang-orang yang sering menyedarkan kita daripada kealpaan dan kelekaan nikmat dunia. Mereka ialah orang-orang yang sering membantu kita meningkatkan kualiti diri. Mereka ialah orang-orang yang sering mendekatkan kita dengan Rabb kita dan menjauhkan kita dari taghut. Mereka ialah saudara seIslam kita yang sering menghadiahkan kata-kata hikmah yang indah agar kita sentiasa bermuahasabah diri dan berusaha membantu kita mencapai keredhaan Allah.

Tidakkah kita berasa beruntung kerana masih ada insan seperti ini dalam hidup kita?

Betapa mereka semua terlalu, amat, sangat sayangkan kita sehingga mereka sanggup meluangkan masa mereka sedikit memberi peringatan kepada kita. Mereka begitu prihatin dengan kita dan begitu menjaga maruah diri kita agar selamat terpelihara.

Kenapa masih tidak bersyukur bila Allah anugerahkan insan-insan sebaik mereka dalam hidup kita?

Pernah tak kita terfikir di luar sana, ramai lagi yang bernasib malang. Tiada sesiapa untuk mengingatkan mereka tentang dosa, pahala, nikmat dan balasan Allah. Walaupun dari mata kita melihat mereka punya ramai teman, namun, hakikatnya hidup mereka kosong, sunyi ataupun infiniti. Kerana hati mereka tidak terisi dengan peringatan-peringatan bernilai yang kita terima setiap hari daripada mereka yang menyayangi kita.

Jadi, wajarkah kita benci, marah, meluat atau tidak suka pada orang-orang yang sering berlapang dada menasihatkan kita di kala kita melakukan kesilapan? Patutkah kita boikot mereka sedangkan mereka telah menyelamatkan kita dari bahana api neraka dan lebih merapatkan kita dengan Ilahi?

Tak patut bukan?
Itulah apa yang saya rasa.

Sebelum saya berhenti menulis, saya nak pinjam kata-kata pengunjung blog saya,

"Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya..sungguh beruntung orang yang mensucikannya(jiwa itu) dan sungguh rugi orang yang mengotorinya." (Asy-Syams:8-10)

"Nabi s.a.w pesan,peliharalah orang yg lemah antara kamu..."

[Terima kasih En/Puan Anony atas perkongsian bermakna ni. Semoga Allah memberkati.]




p/s: Saya sayang kakak saya. Dia selalu tegur saya bila saya buat silap. Semoga Allah memberkatinya selalu.


=))

Tiada tajuk

 Salam.

Kepada awak semua pembaca blog saya (kalau adalah),

suka hatilah awak nak fikir apa tentang saya.

~Noktah~

What are your dreams?

[mode: Zimah tengah nak demam balik... huhu, oh selsema! Pedihnya!]

Salam.

Everyone has dreams, at least one. Same goes to me. I have my own dreams. Actually, I have about thousands dreams that I need to fulfill, but let's just make it lessen. Because people always tell me, "We will not get all the things that we dream for in this world." Some we might get them, but the rest maybe will be given in the Hereafter.

That's what we, Muslims, believe, right?

It is so important for one to have dreams. I don't mean it is obligatory, but as human being, it is our nature to make requests for things that we desire. For me, it's okay to dream for something and ask for it from Allah the Almighty, unless it will not lead us to the wrong path (which means against the Syari'ah).

One thing about me that you don't know is that I love daydreaming. Daydreaming sometimes could remind me of my dreams. Don't worry, it's not bad to daydream after all. It's good, especially for a little girl like me (ahha!). But if we go to far to it, then we should start worrying.

Sometimes, when I daydreaming, I will think about the main dreams that I really want it to be fulfilled.
 
If I were given the chance to have only one day to accomplish my dreams, it will be Friday. Why? Because we all know that Friday is the best and holiest day of all. Of course the other days are also good but for me, Friday is still a special day.

What if I were given free time as long as 24 hours non-stop in that particular day? What do I want to do?

The answer is, I will make sure that at least a few of my dreams are accomplished before Death came to me and took out my life from my body.

What are my dreams?

Well, I wish I could share them in here. However, perhaps the time hasn't come yet to let you know.

Maybe someday. Insya-Allah. When I am truly ready.

For the time being, let them just be my secret \(>_^)/


 p/s: What about you? What are your dreams? Mind to share?

Kerana 19 November

SEBUAH SAJAK

Kerana 19 November

Seorang insan bergelar ibu

Bertarung nyawa demi melahirkan

Seorang insan kerdil

Lahirnya insan ini siapa sangka

Bisakah mungkin merubah dunia

Gelapnya dunia si ibu kinikan cerah kembali

Suramnya dunia si ibu kini berbunga bahagia

Menyambut insan baru dalam hidupnya

Kerana 19 November

Tangisan nyaring si kecil

Mula kedengaran di setiap penjuru

Si kakak yang masih menagih manja

Dari kedua orang tua

Menyedari bahawa dia perlu memadu kasih

Bersama insan bergelar adik

Namun takdir Tuhan dituruti

Dengan hati berbunga

Menyambut kehadiran insan suci

Sesuci hamparan kain putih

Yang menambahkan seri hidupnya

Kerana 19 November

Perjalanannya sebagai khalifah

Kini bermula

Memikul bebanan tanggungjawab

Mentadbir dunia

Bukan tugasan biasa

Namun ia tidak terasa

Ketika si kecil baru ingin mengenal dunia

Akan tetapi dia mengetahui

Hari-hari mendatang

Akan merubah hidupnya buat selamanya

Kerana 19 November

Liku-liku kehidupan mula direntasi

Kesabaran, ketabahan dan kecekalan

Bekalan utama mengharungi dugaan hidup

Kekuatan dari Ilahi

Menyahkan segala toksik kejahatan

Yang bisa melemahkan

Yang bisa menjatuhkan

Kerana 19 November

Tiga nikmat utama

Tiga hadiah istimewa

Diterima Tuhan sehingga hari ini

Nyawa, masa dan Islam

Hadiah Ilahi yang diterima setiap kali

Sampainya ulang tahun kelahiran

Tiada lain yang mampu

Menandingi 'harga' hadiah-hadiah ini

Tuhan Maha Adil lagi Maha Penyayang

Manusia jarang memberi hadiah

Malah leka dari memberi ucapan

Tetapi Dia, sahabat baik yang pertama

Menggembirakan hati di hari istimewa

Kerana 19 November

Udaranya masih dihirup

Nyawanya masih bersemadi

Dalam jasad kecil ini

Kasih sayang manusia anugerah dari-Nya

Juga masih dinikmati sepenuhnya

Suka duka kehidupan

Diharungi dengan segala kekuatan

Walau kadang putus asa sering menjengah

Namun keteguhan hati mampu melawan

Kerana 19 November

Kini aku bergelar insan

Bukan insan biasa di mata-mata manusia

Tapi insan bergelar Muslim

Yang membawa panji-panji Islam

Mengimarahkan dunia dengan kalimah

La ilaha illallah!

Kerana 19 November

Ku ingin lalui hidup ini 

Bukan dengan daun-daun kering kedukaan

Tapi dengan bunga-bunga indah kebahagiaan

Bersama insan-insan

Yang masih menyayangi dan mencintai 

Diri yang masih kerdil ini

Selagi jantung mengepam darah ke pembuluhnya

Selagi paru-paru mengepam oksigen

Selagi hidung mengirup udara

Selagi semua deria terusmengikut sunnah-Nya

Aku akan tetap utuh berdiri

Menjujung nama Ilahi

Kerana roh yang ditiup ke dalam jasad

Tidakkan kuberhenti dari perjuangan 

Yang telah ditakdirkan ini

Kerana 19 November

Tarikh keramat yang akan diingati

Insan kerdil bernama Wan Hazimah

Segala memori akan tercoret kembali

Kerana 19 November ini

Adalah kelahiran indahku

Terima kasih, ya Allah.

p/s: Aku masih menunggu ucapan istimewa darinya, Bulan Hatiku.  Namun, sehingga kini hasilnya menghampakan sekali. Adakah kekecewaan yang akan terus mengiringi air mata yang tiada henti bercucuran di hati ini? Adakah luka yang akan terus mengisi hidup yang tiada bunga serinya lagi ini? Adakah akukan terus menunggu dalam penantian tanpa noktah ini? 

I Need A Camera For Myself

Salam.

I just updated my novel, "Semanis Kurma Cinta," chapter 11 and now I'm working on the next one; chapter 12. Ok, need time to wash up my brain so that it can produce more ideas regarding the conflict that I will be creating for the upcoming chapters.So, to all SKC's readers! Just be patient and wait for my next updates, okey? Don't stop following my novel. Insya-Allah I will write the best I could if you continue support me.

Hehehehe... (^_<)

I am onlining Facebook at the moment but at the same time I'm blog walking to most of my friends' blogs.  Just to lessen my boredom. Lol.

Just now, as I blog walking to one of my ex-dormmates' blog; during my studies in CFS, Nilai, Saffawati.com, I saw something which captured my very attention. I never knew that Saffa sells cameras, though I know that she loves photography so much but I never thought that she might also does a small business by selling mini cameras. Wow, what a nice effort, Saffa! You're just right in time! I'm honored to become one of your loyal customers! Hahaha...

Yeah, it's true. As a writer, I really need a camera for myself. Why? Hmm... let me think about it first.

Aha! Here comes the answer.

Here I'm referring to how a writer can get ideas to write stories. You know, for some writers they may just get ideas by sitting in front of their laptops in a room for hours and pup! The ideas suddenly come. Some might also get the ideas but just looking at things surround them and I assume that for these kind of writers, surely they have a good memory. Because they can easily remember things they have witnessed, then they can just insert them into their stories. And some might get ideas from other people's works. But it doesn't mean that they are plagiarizing others' ideas, but they adapt it or change it using their own styles. Well, unfortunately, I'm not one of these types.

That's why a camera is important equipment for me to collect as many ideas as possible through photos that I will be capturing using that camera. As for me, I can get ideas to write my stories my do a deep looking at those photos which have been captured. Different writers have different styles. That's all I can say.

But I can only afford to buy the cheap one. For me, cameras like the ones that Saffa is selling is totally affordable for me and I think it's enough for a beginner like me. Insya-Allah, kalau ada rezki, I will buy a 'video-cam' for my writing process (perhaps after I have graduated).

I'm considering to buy Saffa's camera. The blue-white one. May this effort will be blessed by Him and hopefully this will help me improve my novel writing.

Please support me and pray for me.


p/s: Saffa, I need to see you! A customer is ready to buy your camera! (I think so. hehehe)

(^o^) - EXCITED

Cry

[mode: cry... cry... and cry...]

I will be crying for so many things starting from today...

Things have left me behind and this time I'm leaving them all...

Walking away to find my own peace

Although it's hard but I think it's worth a try

I never wanted this to happen

Between me and them, my precious ones

But it's true that time could change everything

As time passes by, I will go away to say goodbye!

Good bye to all!

Wallahua'lam.

Macam-macam

[mode: Hazimah tengah demam sekarang. Semoga cepat sembuh]

Salam.

Alhamdulillah, sudah selesai menduduki peperiksaan final untuk semester 1 sesi 2010/2011. Kini sedang berada di rumah dan mengupdate blog dalam keadaan 'suhu badan sedang meningkat' (faham-faham jelah. hehe). Penat, segalanya penat. Otak penat, badan penat, mata penat, tapi nak buat macam mana lagi kalau 'menulis' ni dah jadi suatu ketagihan. Tangan memang tak henti-henti dari terus menekan setiap punat dalam Asou kesayanganku ni. Mesti orang tanya, "Exam hari tu macam mana?"Saya pula akan menjawab, "Entahlah. Saya dah buat yang terbaik dan saya tawakkal semuanya pada Allah." Yang penting adalah usaha. Result, tolak tepi dulu ya.

Aktiviti sepanjang musim cuti? Hmm... entahlah. Tapi kalau nak diikutkan saya dah buat plan untuk isi kelapangan masa cuti ni, sementara nak tunggu masuknya semseter baru. Banyak sangat yang saya nak buat. Antaranya? Ok. Masa cuti nilah saya nak guna sepenuhnya untuk kerja-kerja menulis dan membaca saya. Target saya adalah nak sambung penulisan 'novel online' saya, "Semanis Kurma Cinta" sehingga 20 bab. Lain-lain, saya terfikir nak buat sebuah 'buku skrap.' Tentang apa? Buku skrap itu akan saya masukkan sebuah cerita tentang persahabatan. Mesti awak tanya lagi. Persahabatan antara siapa dengan siapa? Mestilah kisah dalam buku tu kisah saya. Kisah saya dan seorang sahabat saya. Kenapa saya buat buku skrap tu? Nak tahu? Sebabnya kisah persahabatan kami rasanya sudah kian hampir sampai ke penghujungnya atau boleh je kalau saya nak cakap kisah persahabatn kami sudah pun tiba ke panamatannya. Dan saya ingin semadikan kisah kami ini ke dalam sebuah buku yang sarat dengan puisi-puisi indah.

Itu kalau menulis. Aktiviti saya yang seterusnya, membaca! Target saya untuk cuti ni saya nak habiskan tiga buah novel yang saya baru beli. "Kala Cinta & Wahyu Bersatu," "Lafazkan Kalimah Cintamu," dan sebuah novel bahasa Inggeris, "After You." Makluman ya, saya baca novel-novel ini bukan sekadar suka-suka nak tahu apa cerita-cerita menarik yang terbaru, tapi ni juga merupakan salah satu daripada pembelajaran penulisan novel saya. Sebab, Pak Cik Habiburrahman el Shirazy pernah pesan, "Perinsip saya ialah seorang penulis mesti lebih banyak membaca daripada menulis. Jika seorang penulis lebih banyak menulis daripada membaca, maka itulah saat-saat bankrap seorang penulis." Jadi, saya pun naklah berpegang pada prinsip seorang penulis terkemuka Indonesia ini. Banyak lagi membaca daripada menulis!

Tapikan, ada seuatu yang memusykilkan saya. Beberapa hari yang lepas, saya ditegur oleh Madam Mumtazah, (pensyarah Grammar saya semasa di CFS, Nilai) di Facebook. Dia bertanya khabar saya. Kemudian dia menghantar satu mesej ke dalam inbox FB saya dan saya membalasnya. Tapi madam masih belum balas mesej saya lagi.

Select: All, Read, None

Show:AllUnread

Saya terfikir, seronok jugak kalau kerja. Tapi masalahnya nak keje dalam masa sebulan? Sempat ke? Macam mana pulak dengan plan masa cuti saya ni? Nampaknya saya kena tunggu mesej dari madam dulu dan pertimbangkan tawaran madam.


Nota kaki:
Ada orang rindu kat kita. Siapa lagi kalau bukan anak-anak murid saya tu!

[Berbalas mesej dengan Usamah, 3 as-Suyuthi]

<Saya>
Yang lain-lain macam mana? Sehat ke diorang?

<Usamah>
Alhamdulillah, semua sehat je :) Cikgu nak tau tak! Ramai rindu kat cikgu. Termasuk saya jugak! :)

<Saya>
Yeke? Buktinya?

<Usamah>
Bukti? Almost every week diorang tanya pasal cikgu. Cikgu sehat ke tak, cikgu apa cite sekarang, bila cikgu free. Yang tu jela yang saya dengar dari diorang.

[Saya semyum sampai hujung telinga. Hati berbisik, "cikgu pun rindu giler kat korang!]


p/s: Saya tengah demam. Dengar-dengar cerita orang di sana pun tengah demam jugak. Betulkah? Sama-samalah kita demam rindu ya! Aitakute, neechan!


Wallahua'lam.

Cinta Dua Benua

Kita dipertemukan

Di bawah satu langit yang sama

Engkau di sana, empat musim indah bertandang

Aku di sini, dua musim bersilih ganti.

Siang dan malam

Namamu terukir di setiap penjuru hatiku

Wajahmu terpampang di mana sahaja

Saat kuterkenangkan dirimu.

YM, Skype, Facebook dan Blog

Penghubung mengurangkan rasa rindu di hati

Namun, doa merupakan

Penghubung utama hati-hati kita

Jambatan hati terbina kerana ikatan ukhuwah yang tulus suci.

Atas nama-Nya, kita berkasih

Walau tidak pernah bersua, namun

Kurasakan dirimu sangat dekat denganku

Kau insan istimewa yang dititip Tuhan

Menjadi tempat untukku memadu kasih

Kau ibarat bidadari yang sering menemaniku

Di kala aku suka dan duka.

Semoga Allah memberkati ukhuwah antara kita

Dan ingatlah,

Cinta dua benua yang kita bina ini

Akan kekal hingga ke syurga.

Nota: 

Puisi ini saya nukilkan khas buat insan bernama Farieha Md Nor @ Faryha Lala yang kini berada di bumi perjuangannya, di bumi empat musim, New Zealand. Seperti yang dijanjikan, akhirnya dapat juga kunukilkan sebuah puisi ringkas untuknya seperti mana yang dihajatinya selama ini. Maaf, bukan hati ini tidak mahu, cuma terlalu banyak kekangan dan halangan yang terpaksa dilalui sejak akhir-akhir ini. Saya tidak mahu cakap yang pelajaran menghalang saya daripada melakukan banyak perkara, cuma prioriti perlu diletakkan di tempat yang sepatutnya.  

Siapakah dia? Bagaimana kami dipertemukan? Bagaimana bisa wujud kasih sayang antara kami berdua sedangkan kami tidak pernah bertemu secara langsung? Itulah persoalannya.

Kak Ieha merupakan salah seorang sahabat baik kakandaku, Kak Uda, semenjak di KISAS. Namun, siapa jangka kami kenal melalui blog saja dan Skype serta Facebook adalah alat penguhung kami yang utama tatkala kami ingin melepaskan rasa rindu yang sudah agak lama dipendam. Adakalanya, Kak Ieha akan menghantar SMS yang berupa kata-kata semangat di saat-saat saya sedang begitu tertekan menghadapi ujian hidup. Di saat saya sedih akan sesuatu hal, dia sentiasa bersama saya; memujuk dan mengurangkan lelehan air mata walaupun pada hakikatnya dia tidak bersama saya, berdiri dan duduk di sebelah saya. Namun, siapa yang mampu menjangka kuasa Ilahi. Jambatan hati yang kuat terbina antara kami yang telah menyatukan kami berdua. Itulah Allah yang Maha Hebat. Dia bisa mencampakkan rasa cinta itu ke dalam hati mana-mana hamba yang Dia sukai sekiranya itu yang Dia inginkan.

Saya amat bersyukur kerana Dia telah pertemukan kami berdua di bawah rahmat-Nya.

Puisi ini, khas untuk KAKAK!

p/s: Tak sabar nak jumpa Kak Ieha Disember ni! Cepat-cepatlah balik! Aku ingin mendakapmu erat!


Wallahua'lam.

Sabar

Salam.

Allah s.w.t. berfirman yang bermaksud,

"Dan Allah itu bersama mereka yang bersabar."

(al-Baqarah:249)

Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud,

"Mahukah kalian mendengar saya terangkan perkara 

yang menambahkan kemuliaan dan meninggikan martabat?"

Sahabat-sahabat baginda menjawab, "Mahu ya Rasulullah."

Baginda bersabda, "Yang menaikkan martabat ialah anda bersifat sabar terhadap

orang yang memperlakukan anda sebagai orang bodoh,

anda memaafkan orang yang menzalimi anda, 

memberi kepada orang yang tidak sudi memberi apa-aoa kepada anda,

menyambung silaturrahim dengan 

orang yang tidak sudi mempunyai hubungan dengan anda."

(Riwayat at-Tabrani)

Oleh itu, mari kita sama-sama belajar:

1) bersabar terhadap mereka yang tidak berapa pandai menghargai diri kita seadanya

2) bersedia memaafkan kesalahan orang lain bila-bila masa mereka buat silap pada kita, 

sama ada kecil mahupun besar kesilapan itu

3) panjang tanganlah dalam memberi kepada mereka yang keras hati 

tidak mahu menerima hadiah daripada kita

4) berukhuwwah dengan mereka yang tidak mahu langsung bersahabat dengan orang seperti kita.

Tunggu apa lagi? Mari kita mulakan sekarang!

Ganbatte, minna!

Wallahua'lam.

Exam

 

Still in exam mode.

Do not disturb.

Ganbatte to all my friends

who are still struggling for their exams!

You can do it guys!

Insya-Allah...

Let's pray for each other.

May Allah grant us a blissful success.

~Amiin~

Aduhai Anak Muridku Sayang

Salam.

Dalam minggu ni, sedang saya sibuk mentelaah untuk peperiksaan akhir yang berlangsung sehingga 12 Novemver ini, ada dua orang bekas murid saya menanyakan khabar saya. Seorang ni bertanya sebab saya sudah lama tidak menjenguk mereka di sekolah dan yang seorang lagi juga menanyakan hal yang sama dan sedikit kemusykilan mengenai isu da'wah.

Subhanallah, dalam hati, 'Ingat jugak ya korang semua kat cikgu!" Tiba-tiba rasa bersalah menyerang diri. Bukan diri ini tidak mahu melihat kalian. Cuma, cikgu benar-benar sibuk dan susah ingin berjalan ke sekolah melihat anak-anak murid cikgu semua, seperti yang biasa cikgu buat.

Perbualan pertama

Seorang anak murid perempuan saya, as-Syifa, menegur saya di laman Facebook.

"Salam, cikgu Hazimah."

Dia menegur saya di Facebook, kemudian saya membalas.

"Ye, dik? Apa khabar?"

"Nape cikgu dah lama tak datang sekolah?" Alahai, sayu hati saya ketika membaca soalannya ini. Mungkin memang benar mereka merindukan keberadaan saya di sekolah al-Amin yang tercinta.

"Cikgu tengah exam, sayang. So, agak busy sikit. Sorry." Tidak ada apa yang saya boleh katakan melainkan dengan mengucapkan kata 'maaf.'

"Bila cikgu habis exam?"

"12 haribulan. Tak apa, insya Allah nanti bila-bila kita jumpa lagi, ok?"

Kemudian, dia terus menyepi. Tidak membalas kirimanku. 'Merajuk ke budak ni?' Saya jadi tertanya-tanya.

Semoga suatu hari nanti saya berpeluang berjumpa dengan anak-anak murid saya ni. Insya Allah, dengan izin-Nya.

Perbualan kedua

Malam tadi, sedang saya asyik meng'update' blog, tiba-tiba mendapat kiriman SMS, juga dari salah seorang anak murid saya. Talhah, namanya. Untuk pengetahuan semua, Talhah ni merupakan murid saya yang pertama beramah mesra dengan saya semasa saya mula-mula bertugas sebagai guru sementara di al-Amin dulu dan kami banyak berkongsi cerita dan pengalaman. Senang cerita, dia memang seorang yang ramah dan mudah mendekati guru-guru.

Talhah: Salam cikgu, saya ganggu cikgu ke?

Saya: W'salam. Eh, taklah Talhah. Talhah sihat?

Talhah: Insya-Allah, sihat. Cikgu macam mana? Ok ke?

Saya: Cikgu? Alhamdulillah. Ok :) Cane PMR? 9As? (dalam hati, saya medoakan)

Talhah: Insya-Allah, 9A PMR, MUMTAZ PMRI. Cikgu kat mana?

Dipendekkan cerita, saya bertanya Talhah perihal guru kelas mereka, Cikgu Hadijah. Talhah beritahu saya yang Cikgu Dijah sudah lama berhenti dari al-Amin. Tapi, Talhah meluahkan rasa kecewanya pada saya. Dia kecewa sebab dia benar-benar terlupa yang Cikgu Dijah ada buat majlis perpisahan bersama-sama dengan mereka, anak-anak 3 as-Suyuthi. Saya memujuknya dengan berkata, "Tak apalah. Seorang guru bukannya mengharapkan hadiah daripada anak-anak murid. Yang penting ilmu yang dia ajar kat korang tu, manfaatkanlah sebaik-baiknya. Cikgu Dijah mesti faham. Bukannya awak sengaja nak lupa kan?" Setelah itu, barulah Talhah ok sedikit. Alhamdulillah.

Aktiviti berkirim-kirim dan berbalas-balas SMS masih diteruskan. Kali ini, Talhah bertanya saya tentang soal da'wah.

Talhah: Cikgu, apa maksud da'wah? (Talhah memang sangat gemar bertanyakan saya hal-hal yang berkaitan dengan agama. Baguskan?)


Saya: Da'wah tu maknanya kita mengajak orang kepada Islam. Maksudnya, mengajak orang untuk dekat dengan Allah atau dengan kata lain mengajak orang untuk buat apa yang Allah suruh dan tinggalkan apa yang Allah larang.

Talhah: Kalau tegur orang dengan nasihat, tu da'wah ke?

Saya: (tersenyum sebentar. Bijak sungguh anak murid saya ni). Tu pun salah satu cabang da'wah, dik. Tapikan, da'wah ni ada seni-seninya. Selain nasihat, banyak lagi cara lain untuk kita mengajak orang kepada kebaikan. Cuma, kita kena kreatif je.

Talhah: Oh, takde, bukan apa. Sebenarnya, saya tengah baca buku yang berjudul, "Tidak Ada Alasan Bagimu Meninggalkan Da'wah." Sebab tu saya tanya. (bagusnya anak murid cikgu ni, baca buku agama. Alhamdulillah, sejuk perut rahim ibu yang telah melahirkanmu, dik)

Saya: Oh, memang pun. Kadang-kadang, kalau kita nampak orang buang sampah merata-rata, dan kita tolongkan buangkan sampah tu dekat dalam tong sampah, itu dah dikira sebagai da'wah. Kita hadiahkan buku-buku ilmiah atau agama pada kawan-kawan, itupun satu da'wah. Kita tolong kawan-kawan, itu juga satu da'wah. Da'wah ni dia tak terbatas pada nasihat dan teguran semata-mata. Senyuman ikhlas pun boleh jadi da'wah jugak. (bersemangat saya menerangkan)

Talhah: Wow, luasnya erti da'wah tu! Baru saya tahu. Sedihnya... Cikgu sentiasa qiammulail kan?

Saya: (tergelak saya membaca kiriman SMS yang ini. Dalam hati, 'Alahai Talhah, cikgu nipun manusia biasa yang selalu lupa dan alpa). Haa... pasal qiam pulak. Sejujurnya, kalau macam dekat UIA ni, cikgu buat time cikgu nak stay up je. Kalau cikgu sedar, cikgu buatlah. Kalau tak sedar, cikgu tak buat. Ibadah ni, yang penting kualitinya bukan kuantiti. Berapa banyak ibadah yang kita buat bukanlah penentu untuk kita dapatkan redha Allah. Sebab tu pentingnya istiqamah. Dan ingat, kita beribadah pulak bukan untuk masuk syurga atau elakkan dari masuk neraka, tapi semata-mata untuk dapatkan redha dan rahmat Allah.

Talhah: Cikgu stay up hari-hari ke?

Saya: Lebih kuranglah. Cikgu lebih suka study masa orang lain tengah tidur. Lebih sunyi, tenang je. Yang ada masa tu cuma cikgu dan Allah je.

Talhah: Wow, terer la cikgu! Saya rarely dapat bangun pagi-pagi. Tu pun kadang-kadang solat, kadang-kadang tidur balik. (saya terneyum. Sekurang-kurangnya, ada usaha tu, Talhah)

Saya: Sebab awak tak biasa. Bila satu benda tu dah jadi habit kita, kita akan terbiasa. Lagi satu Talhah, bukan cikgu yang terer, tapi Allah. Dia yang gerakkan hati cikgu untuk bangun tahajjud dan study. Dengan kuasa Dia, bila-bila masa je cikgu boleh 'tidur sampai kiamat,' Talhah.

Selepas itu, Talhah bertanyakan novel online saya, "Semanis Kurma Cinta" yang sudah agak lama saya jadikan dia pekasam dalam laptop ni (hahaha). Saya memberitahunya yang saya terpaksa tangguhkan dulu penulisan novel saya, disebabkan perlu memberikan tumpuan pada peperiksaan akhir semester ni. Insya-Allah, bila cuti bermula, saya akan menyambungnya semula. Setelah itu, dia juga menceritakan perihal dia menjadi salah seorang AJK Majlis perpisahan Tingkatan 5. Kiranya, banyak jugaklah yang kami bualkan malam tadi. Maklumlah, sudah agak lama tidak bertemu dengan mereka semua.

Talhah: Oklah cikgu. Sorilah saya ganggu dari malam sampai pagi. Haha. Saya dah ngantok, nak tido dulu. Assalamualaikum.

Saya: Ok. wa'alaikum salam.

Sejujurnya saya katakan, bila bersembang dengan anak murid yang sudah sekian lama tidak ketemu, saya menjadi sangat-sangat gembira. Perasaan rindu ingin berjumpa mereka lagi semakin terasa dalam hati ini. Namun, rezeki di tangan Allah. Nampaknya, Dia masih belum mengizinkan lagi saya bertemu mereka, memandangkan keadaan badan saya juga tidak berapa baik sejak dua menjak ni. Tapi saya yakin, suatu hari nanti, pasti kami akan bersua semula. Selagi nama terpahat dalam hati masing-masing, selagi itulah hubungan suci ini tidak akan terputus sampai bila-bila.

Wallahua'lam.

Gambar kelas, kenangan bersama anak-anak murid 3 as-Suyuthi

p/s: Cikgu amat merindui semua anak-anak murid cikgu, terutamanya anak-anak 3 as-Suyuthi. Semoga redha Allah bersama kalian!

Little Piece of Memories

Salam.

I am truly grateful being one of the members of this group.
They are all very nice people,
I'm thankful to Allah for putting me into this group
and we really did our best during the performance.
These people are such nice people
and they had supported me a lot
before we had to face 'the big day.'

To all my drama group mates:

Dina, Dila, Alhanof, Emina, Shazna, Hanis, Mira and Hadi,
I LOVE you guys with all my heart.
I'm glad that Allah had brought us together in the same group for drama.
Thank you for being such beautiful friends of mine
and thank you for all your supports.
Because of you, I did my best for the performance.

Really hope that one day,
we'll be group mates again.

Barakallah hulakum...


With lots of ♥,

Zmah


p/s: Sorry for the late posting. Hehehe...

親切な行為 (Shinsetsuna kōi)

Salam.

I believe many of you might be wondering about the meaning of the title of this entry.

"Shinsetsuna kōi?" What is this? Hazimah has so many Japanese terms inside her heart. Hehehe... But, before I tell you the meaning of this sentence, let me share with you a very interesting story and this had happened to me three days ago =)


The story:

Last three days, I slept in Kak Ema's (my classmate) room, which is at Mahallah Aminah, because she asked me to teach her in Arabic seemed she was going to seat for her Arabic exam on the next day (same with me).

On my way to Aminah, I was walking alone carrying my bag packs, as usual. Suddenly, as I was walking along the pavement, there was one sister riding on her motorcycle stopped by and called me, "Sister, sister." As I looked at her and saying, "Yes?" At first I thought she wanted to ask me way to go somewhere. But then, she asked me. "Where are you going?" At the time being I was wondering why did she ask me which way to go. So, I just told her, "I'm going to Aminah," hoping that she would not ask me anything else because the bags that I were carrying were so heavy! All of a sudden, she offered me something. "Come, let me send you there coz I'm going to Asma' as well." And at that time, I was... "Subahanallah... o Allah, is this your rahmah?" I asked myself.

I was so happy for receiving such a nice offer from a nice girl like her. But, it's not that I wanted to decline her nice intention to send me to Aminah, however, I was afraid that I might bother her to ride me to Aminah with her bike. So, I just said, "Oh, it's ok sis. I can walk myself." But, she insisted me to ride with her. So, I just smiled and said, "Thanks." When I was already on her bike, she asked me, "Ok, are you ready?" I grinned and said, "I guess so." Then we began our journey (hahaha).

You know what? We made a very short ta'aruf on that girl's bike. I asked her where did she come from. She said, "I'm from Thailand." "Which part of Thailand?" I was so curious, which part of Thailand that has such a very generous citizen like her. " "Narathiwat." I was amazed by her answer (really proud of all Narathiwatians. hehe). I thought that all Thai students in IIUM are arrogant but I was totally wrong. Some of them are very nice to others from other countries. As one of my best friends always reminds me, "Zimah, don't judge book by its cover." So now I know it =)

When we had arrived, she dropped me in front of Asma's main gate. That means I needed to cross the road to reach Aminah. Before we parted, I did ask her name because I wanted to remember people who had helped me so that I can hardly forget about them, instead I will remember their kindness for the rest of my life. "My name is Afiah." What a beautiful name, just like the owner, I made a monologue. "My name's Hazimah. Thank you so much sister, for helping me." Then, we shook hands together and kissing each other by cheeks like I usually do whenever I meet my friends. "No problem."

As I walked to Kak Ema's room, I still couldn't stop thinking about Afiah's kindness to me. If only all people in this world have a beautiful personality like her, as in helping people who are in need sincerely, I'm sure all of us can become kins in the future. Kins among the Muslims. Don't you think so?


The moral of the story:

Do as many kindness as you like, insya Allah you will get repaid by Allah the Almighty. Remember, His rahmah is much bigger than the help than we hand to other people who are needing. Do not hope to be repaid by the same person you have helped but do ask for Allah's Mercy and Blessing for the kindness that you have done. Even though the kindness that you show to others are as small as bacteria, or even as big as an elephant (what a weird analogy Zimah, haha) but still if you do it with a full of sincerity (seeking Mardhatillah) you might get the same thing but not from them, but from Allah the Almighty, just like what had happened to me the last three days. Believe it or not? The 'power' is in your hand. Let you decide! ♥‿ ♥

As "Shinsetsuna kōi" represents the meaning of,

"An act of kindness..." ♥ ♥ ♥

Ja!

p/s: Ganbatte for those who are still fighting for their exams, pray for me too! Let's pray for each other, may Allah bless our efforts! Aza aza fighting! Bittaufiq wannajah!

Checklist before finals

Checklist before finals:


1) 5 times daily prayer (never miss!)

2) Qiammulail

3) Hajat prayer

4) Paying debts

5) Fasting (sunat)

6) Sedekah/infak/helping people

7) Give advices (tazkirah) to people

8) Istighfar

9) Zikrullah

10) Pray for other people's success

11) Make a good relation with teachers

12) Strengthening ukhuwah among fellowship

13) Revisions (individually or grouping)

14) Seek forgiveness (from parents, lecturers, friends)

15) Forgive other people's faults

16) Tawakkal 'alallah...


p/s: Are you ready for finals???

頑張って、みんな (Ganbatte, min'na)!

強さの一部 (Tsuyo-sa no ichibu)

Poem: A Piece of Strength


God created man to serve Him

Making man as a vicegerent of this world

Taking responsibilities governing it

With full of care

Every man created by God

Will be tested with many kind of tests

Regardless of how hard it might be

No matter how painful it's gonna be

Dealing with all kind of tests

Man is gifted with a very special gift

Which may not be granted to any other creature

Patience...

Patience is a very unique gift of all

Only exists in those who are sincere

And ready to accept what ever God has decided for him

When dealing with tests

Patience will cover up his heart

Granting heart with other gift

A strength... a piece of strength

A piece of strength makes man wants to live

A piece of strength makes man wants to survive

A piece of strength that will make man

To go further to reach God's Mercy

A piece of strength...

Is the only thing that I've been searching for

May someday I would get it with God's Blessing.